Ci Sang Pengarung Zaman
Herman Arep (55 tahun) sedang memperhatikan ci buatannya saat kami bertemu di depan jew Kampung Warse, Distrik Jetsy, Asmat, Papua. Pagi itu ia berencana melanjutkan pengerjaan perahu tradisional yang sudah dibuatnya selama hampir sebulan. “Kalau sa kerja setiap hari, satu minggu lagi ci ini sudah bisa dipakai. Bagian depan ini masih akan saya kikis biar jalannya nanti bisa seimbang,” katanya, sambil menunjuk bagian perahu yang masih perlu diperhalus. Dari sedikit orang yang memiliki kemampuan membuat ci di Kampung Warse, Herman adalah salah satu yang tersisa. Nyaris setiap tahun ia membuat ci untuk berbagai peruntukan, baik untuk digunakan sehari-hari ataupun untuk keperluan ritual adat. “Sekarang sudah tinggal sedikit yang bisa bikin perahu ini,” kata pria yang menjabat sebagai salah satu Tetua Adat di jew Kampung Warse ini. “Orang-orang lebih senang pakai fiber (perahu motor dengan bodi berbahan fiber). Fiber lebih cepat. Untuk mendapatkannya juga gampang. Tinggal minta sama ora